Jakarta – Sakit mata pada anak merupakan kondisi yang cukup sering terjadi dan bisa menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua. Mata adalah organ yang sensitif, sehingga gangguan kecil sekalipun dapat mengganggu kenyamanan dan aktivitas anak.
Penyebab sakit mata pada anak cukup beragam, mulai dari infeksi, alergi, hingga iritasi akibat faktor lingkungan. Memahami penyebab, gejala, dan langkah penanganannya sangat penting agar orang tua dapat memberikan perawatan yang tepat.
Salah satu penyebab paling umum adalah infeksi, baik yang disebabkan oleh bakteri maupun virus seperti konjungtivitis. Kondisi ini menyebabkan mata merah, gatal, dan mengeluarkan cairan.
Alergi terhadap debu, serbuk sari, atau bulu hewan juga bisa memicu sakit mata. Selain itu, iritasi akibat asap, debu, atau penggunaan lensa kontak yang tidak tepat perlu diwaspadai.
Mengenali gejala awal sakit mata pada anak menjadi langkah penting untuk mencegah kondisi yang lebih serius. Berikut beberapa tanda yang harus diwaspadai:
-
Mata merah atau kelopak mata tampak bengkak
-
Keluar cairan bening, keruh, atau nanah dari mata
-
Anak mengeluh gatal, perih, atau rasa terbakar
-
Air mata keluar berlebihan
-
Anak sensitif terhadap cahaya
-
Mata sulit dibuka karena kotoran atau lendir yang mengering
Jika gejala tersebut disertai demam, penurunan penglihatan, atau rasa sakit hebat, segera konsultasikan ke dokter spesialis mata. Penanganan medis penting untuk mencegah infeksi menyebar atau kerusakan penglihatan jangka panjang.
Perawatan di rumah juga berperan penting dalam mengurangi gejala dan memberikan kenyamanan pada anak. Langkah-langkah yang bisa dilakukan antara lain:
-
Bersihkan mata dengan kain bersih yang dibasahi air hangat
-
Hindari anak mengucek atau menggosok mata
-
Kompres mata dengan kain hangat untuk meredakan bengkak
-
Jaga kebersihan tangan anak dan lingkungan sekitar
-
Hindari pemicu alergi dan gunakan obat tetes mata sesuai anjuran dokter
Penggunaan obat-obatan seperti antibiotik atau tetes mata berbahan steroid harus melalui resep dokter. Jangan memberikan obat secara sembarangan karena dapat menimbulkan efek samping atau resistensi.
Langkah pencegahan juga tak kalah penting agar anak terhindar dari sakit mata berulang. Ajarkan anak menjaga kebersihan, rutin mencuci tangan, dan hindari kontak langsung dengan penderita infeksi mata.
Pemeriksaan mata secara rutin juga dianjurkan, terutama bagi anak yang sudah mulai sekolah atau memiliki riwayat gangguan penglihatan. Deteksi dini dapat mencegah masalah yang lebih serius dan mendukung tumbuh kembang penglihatan anak secara optimal.
Sakit mata pada anak memang umum terjadi, namun tetap perlu penanganan yang cepat dan tepat. Dengan pemahaman yang baik, orang tua dapat melindungi kesehatan mata anak dan mencegah komplikasi jangka panjang.