JAKARTA UTARA, Mikulnews — Sebanyak 32 item barang milik anggota DPR nonaktif, Ahmad Sahroni, yang sebelumnya dijarah massa dari kediamannya di Tanjung Priok, Jakarta Utara, telah dikembalikan secara sukarela oleh warga. Polres Metro Jakarta Utara memfasilitasi pengembalian barang-barang tersebut kepada pihak keluarga Sahroni. Kasus barang jarahan DPR perlahan dikembalikan ini menjadi sorotan setelah aksi penjarahan terjadi pada Sabtu, 30 Agustus 2025.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara, Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar, menyatakan bahwa pengembalian ini merupakan hasil kerjasama yang baik antara kepolisian dan masyarakat. “Sebanyak 32 barang-barang milik Ahmad Sahroni yang sempat dijarah warga di kediamannya, kini telah dikembalikan,” kata Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar, seperti dikutip dari Antara, Minggu (7/9/2025). Barang-barang yang dikembalikan termasuk tas bermerek, jam tangan mewah, satu bundel sertifikat tanah, kunci mobil Ferrari, dan BPKB motor.
Achmad Winarso, Ketua Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) Kebon Bawang, yang mewakili keluarga Sahroni, mengapresiasi itikad baik masyarakat yang telah mengembalikan barang-barang tersebut. Pihak keluarga juga memastikan tidak akan menempuh jalur hukum bagi warga yang dengan sukarela menyerahkan barang jarahan DPR perlahan dikembalikan ini, baik melalui kepolisian maupun langsung kepada keluarga. Pernyataan ini dianggap sebagai langkah damai, mengingat banyak warga yang terlibat bukan pelaku kriminal murni, melainkan ikut terbawa arus massa.
Polisi mengapresiasi sikap kooperatif warga yang mengembalikan barang tanpa paksaan dan berkomitmen untuk menjaga keamanan serta membangun sinergi yang baik antara warga dan aparat. Kasi Humas Polres Jakarta Utara, Ipda Maryati Jonggi, mengimbau agar warga yang masih ingin menyerahkan barang milik Ahmad Sahroni dapat menghubungi Achmad Winarso. Kasus ini juga menyeret nama Uya Kuya, di mana barang-barang dari rumah mertuanya juga sempat dijarah.
Ahmad Sahroni sendiri dikenal sebagai “crazy rich Tanjung Priok” dan memiliki koleksi barang-barang mewah, termasuk mainan yang harganya mencapai ratusan juta rupiah. Beberapa koleksi mainan mewah milik Ahmad Sahroni juga menjadi sasaran penjarahan. Pengembalian barang jarahan DPR perlahan dikembalikan ini menunjukkan adanya kesadaran dari masyarakat untuk mengembalikan hak milik orang lain dan menyelesaikan masalah secara damai.
Polisi terus melakukan penyelidikan terkait kasus penjarahan ini dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan tindakanMainan mewah miliki Ahmad Sahroni pun tidak luput dari penjarahan. Pengembalian barang jarahan DPR perlahan dikembalikan ini menunjukkan adanya kesadaran dari masyarakat untuk mengembalikan hak milik orang lain dan menyelesaikan masalah secara damai. Polisi terus melakukan penyelidikan terkait kasus penjarahan ini dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan tindakanMainan mewah miliki Ahmad Sahroni pun tidak luput dari penjarahan. Pengembalian barang jarahan DPR perlahan dikembalikan ini menunjukkan adanya kesadaran dari masyarakat untuk mengembalikan hak milik orang lain dan menyelesaikan masalah secara damai.
Polisi terus melakukan penyelidikan terkait kasus penjarahan ini dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan tindakan anarkis yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Meskipun demikian, kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak tentang pentingnya menjaga ketertiban dan menghormati hak milik orang lain. Situasi ini juga menyoroti pentingnya sinergi antara kepolisian dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif.
“Pihak keluarga tidak akan menempuh jalur hukum bagi warga yang dengan kesadaran menyerahkan barang melalui Polres Metro Jakarta Utara maupun langsung kepada keluarga,” tegas Winarso, menunjukkan komitmen keluarga Sahroni untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Diharapkan, dengan adanya pengembalian barang-barang ini, situasi dapat kembali kondusif dan masyarakat dapat hidup dengan tenang. Masyarakat juga diimbau untuk tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak benar dan selalu menjaga persatuan dan kesatuan.
