MikulNews.com – Pengembangan kecerdasan buatan (artificial generative/AI) generatif tidak lagi eksklusif milik OpenAI, seperti yang kita ketahui. Saat ini, terdapat banyak raksasa teknologi yang memasuki pasar yang sama, diperkuat oleh potensi ekonomi yang signifikan di dalamnya.
Sebagian besar perusahaan menghadirkan inisiatif mereka melalui startup yang memiliki tingkat permodalan lebih kecil. Namun, meskipun ada potensi, beberapa analis memperkirakan bahwa startup-startup ini mungkin akan menghadapi tantangan pendanaan di masa mendatang. Ini bukan tanpa alasan, mengingat AI generatif memerlukan sumber daya yang signifikan untuk menjalankan Model Bahasa Besar (Large Language Model/LLM) melalui kekuatan komputasi tinggi.
Salah satu pionir utama dalam bisnis ini adalah OpenAI dengan produk unggulannya, ChatGPT. Perusahaan ini telah menjadi pemimpin pasar dengan valuasi yang terus meningkat, didukung oleh sejumlah investor, termasuk Microsoft Inc, yang merupakan pendukung awal dari perusahaan ini.
Microsoft telah menginvestasikan sekitar US$13 miliar ke dalam startup milik Sam Altman tersebut. Bahkan, OpenAI sekarang tengah menyelesaikan putaran pendanaan terbaru yang diharapkan akan meningkatkan valuasinya menjadi lebih dari US$100 miliar.
Baca juga: H-1 Pemilu, Kapolda Metro Jaya Siapkan 7.706 Personel!
Namun, tidak hanya valuasinya yang mengesankan, tetapi teknologi yang dikembangkan oleh OpenAI juga dianggap sebagai yang paling canggih dalam sektor AI generatif. Melangkah lebih maju, OpenAI telah merilis produk ChatGPT Enterprise yang telah berhasil menarik 260 pelanggan korporat. Fitur-fitur tambahan telah ditambahkan dalam produk ini, termasuk peningkatan dalam enkripsi data dan perlindungan privasi.
OpenAI juga menawarkan garansi bahwa informasi pelanggan tidak akan digunakan untuk pengembangan teknologi mereka. Selain itu, mereka juga memiliki produk berbayar, ChatGPT Plus, yang menawarkan akses ke model-model AI terbaru perusahaan dengan biaya langganan sebesar US$20 per bulan.
Fitur terbaru yang ditawarkan oleh OpenAI adalah kemampuan chatbot untuk mengingat detail catatan rapat tanpa batas waktu. Hal ini menunjukkan terobosan terbaru dalam teknologi kecerdasan buatan, yang terus dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan ternama.
Perusahaan AI Mendominasi
Selain OpenAI, banyak perusahaan lain juga terjun ke dalam pengembangan teknologi AI. Mozilla Corp, pemilik browser Firefox, baru-baru ini juga memperkuat inisiatifnya di bidang kecerdasan buatan. Dengan menunjuk Laura Chambers sebagai CEO baru, perusahaan ini berencana untuk lebih fokus pada pengembangan AI di masa mendatang.
Langkah ini sejalan dengan investasi sebelumnya senilai US$35 juta yang dilakukan oleh Mozilla dalam pengembangan teknologi AI, yang menjadi bagian dari upaya mereka untuk menciptakan teknologi yang dapat dipercaya dan terbuka.
Anthropic, sebuah startup yang lebih kecil, juga terus mengembangkan AI generatif dengan fokus pada keamanan dan teknologi yang bertanggung jawab. Didukung oleh Google melalui induk usahanya, Alphabet Inc, Anthropic telah berhasil menggalang investasi sebesar US$2 miliar pada Oktober 2023 dari Alphabet Inc dan US$4 miliar dari Amazon.
Mereka saat ini sedang dalam pembicaraan untuk menggalang dana tambahan sebesar US$750 juta, yang diharapkan akan meningkatkan valuasi mereka menjadi US$18,4 miliar. Ini menjadikan Anthropic sebagai salah satu startup dengan pendanaan terbesar dalam industri ini.
Apple juga tidak tinggal diam dalam persaingan ini. Mereka berencana untuk merilis perangkat berbasis kecerdasan buatan pada tahun 2024, dengan fokus pada pengembangan tools software yang penting bagi pengembang aplikasi. Langkah ini menunjukkan komitmen Apple dalam mengikuti perkembangan teknologi AI, yang diyakini akan membawa dampak positif dalam industri mereka.
Perusahaan-perusahaan teknologi besar lainnya seperti Baidu, Alibaba, dan Meta juga telah menunjukkan inisiatif serupa dalam mengembangkan teknologi AI. Dengan pengembangan AI yang semakin pesat, tidak hanya perusahaan teknologi yang terlibat, tetapi juga pemerintah seperti Singapura yang melihat potensi besar dari teknologi ini dalam meningkatkan kehidupan masyarakatnya.
Dengan berbagai inisiatif yang dilakukan oleh perusahaan dan pemerintah di seluruh dunia, tidak diragukan lagi bahwa pasar kecerdasan buatan akan terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat secara keseluruhan.
Baca juga: Kasus Kebakaran Gunung Bromo: Ketuk Palu Denda Rp 3,5 Miliar
Sumber: Bloomberg.