Bandung – Pemerintah Kota Bandung tengah mengevaluasi keberadaan Teras Cihampelas, skywalk ikonik di atas Jalan Cihampelas, yang dibangun untuk merelokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) sekaligus menjadi daya tarik wisata.
Wacana pembongkaran mencuat usai munculnya sejumlah masalah, mulai dari sepinya pengunjung, banyaknya kios tutup, hingga dugaan kontribusi terhadap kemacetan lalu lintas.
Dinilai Tak Efektif
Teras Cihampelas dibangun di era Wali Kota Ridwan Kamil dengan konsep ruang publik modern. Namun, seiring waktu, fungsi awalnya dinilai tidak berjalan optimal.
“Skywalk ini sepi, banyak kios yang kosong. Tidak sesuai tujuan awalnya sebagai pusat UMKM dan wisata,” ujar seorang warga, Rani (32), saat ditemui, Selasa (8/7/2025).
Dari sisi estetika, kehadiran struktur beton ini dinilai mengganggu keindahan kawasan Jalan Cihampelas yang dikenal dengan pohon-pohon tuanya.
Usulan Pembongkaran
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sempat menyarankan agar Teras Cihampelas dibongkar dan kawasan tersebut dikembalikan ke fungsinya semula.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyebut wacana tersebut masih dikaji lintas instansi.
“Kami sedang evaluasi secara menyeluruh. Keputusan harus mempertimbangkan banyak aspek, termasuk aspirasi publik,” kata Farhan.
Alternatif Penataan
Jika dibongkar, Pemkot membuka opsi revitalisasi kawasan. Fungsi trotoar akan dikembalikan, pohon-pohon dilestarikan, dan penataan PKL akan dilakukan lebih manusiawi.
“Peluang penataan ulang terbuka. Yang penting fungsinya tetap mendukung UMKM dan pejalan kaki,” ujar Kepala Dinas Tata Ruang Kota Bandung, Didi Setiawan.
Masa Depan Teras Cihampelas
Diskusi mengenai nasib Teras Cihampelas dinilai bisa menjadi momentum penting dalam perencanaan ruang kota yang adaptif dan berkelanjutan. Pemerintah diminta mengedepankan dialog publik dalam pengambilan keputusan.