JAKARTA, Mikulnews — Gangguan pada pembuluh darah otak dapat terjadi hanya dalam hitungan jam setelah mengonsumsi makanan minuman dengan lemak tinggi, sebuah temuan yang memperkuat bukti bahwa pola makan tinggi lemak dapat berdampak negatif. “Temuan kami memperkuat bukti bahwa makanan tinggi lemak dapat menghambat pembuluh darah, baik pada orang muda maupun tua,” ujar peneliti Chris Marley dan Damian Bailey dari Universitas South Wales.
Banyak anggapan keliru mengenai lemak, padahal jenis lemak tertentu justru krusial bagi fungsi tubuh. Lemak esensial ini berperan dalam penyediaan energi, perlindungan organ vital, produksi hormon, serta membantu penyerapan nutrisi penting. Ahli gizi mengingatkan bahwa tidak semua lemak layak mendapat label ‘musuh’.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), asupan lemak harian idealnya berkisar antara 20-35% dari total kalori yang dikonsumsi. Rekomendasi ini menekankan pentingnya pemilihan jenis lemak yang tepat demi menjaga keseimbangan nutrisi dan mencegah berbagai masalah kesehatan.
Lemak tak jenuh, yang ditemukan dalam sumber makanan seperti ikan berlemak, alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun, merupakan pilihan yang mendukung kesehatan. Ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan tuna adalah sumber asam lemak omega-3 yang memiliki sifat anti-inflamasi dan berkontribusi menurunkan risiko penyakit jantung. Alpukat, di sisi lain, kaya akan asam oleat, lemak tak jenuh tunggal yang juga baik untuk jantung dan meredakan peradangan.
Penelitian yang dipublikasikan dalam *The Journal of Nutritional Physiology* menyoroti dampak negatif dari konsumsi lemak jenuh dan lemak trans, yang banyak terdapat pada daging merah berlemak, makanan olahan, dan makanan cepat saji. Peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) akibat konsumsi lemak tidak sehat ini secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Kelebihan lemak dalam diet dapat memicu penambahan berat badan yang berlebihan, meningkatkan risiko diabetes tipe 2, mengganggu fungsi hati, dan menimbulkan masalah pada tulang. “Konsumsi makanan berlemak secara berlebihan dapat mengganggu fungsi dan kesehatan otak secara keseluruhan,” dilaporkan oleh Klik Dokter, menggarisbawahi kaitan erat antara pola makan dan kognisi.
Untuk mengadopsi pola makan yang lebih sehat, para ahli menyarankan untuk memilih sumber lemak sehat seperti almond, walnut, dan kacang brazil, yang juga kaya protein, serat, vitamin, mineral, dan antioksidan. Biji-bijian seperti chia seeds dan flaxseed menawarkan kandungan omega-3 dan serat yang dapat membantu menurunkan tekanan darah serta meregulasi detak jantung.
Selain pemilihan bahan makanan, metode pengolahan juga memegang peranan penting. Memanggang, merebus, atau mengukus adalah alternatif yang lebih sehat dibandingkan menggoreng dengan minyak berlebihan. Mengganti minyak goreng biasa dengan minyak zaitun juga dapat berkontribusi pada peningkatan kadar kolesterol baik (HDL).
Memasukkan makanan tinggi lemak sehat seperti alpukat dan ikan salmon ke dalam menu harian terbukti mampu meningkatkan kadar kolesterol baik dan mengurangi risiko penyakit jantung, menunjukkan bahwa lemak dapat menjadi bagian integral dari diet seimbang jika dikelola dengan bijak.













