Menurutnya, polisi bersama TNI dan pemerintah daerah serta masyarakat bekerja sama untuk bersama-sama mengendalikan penularan Covid-18 di wilayah tersebut. Adapun sejauh ini langkah yang dilakukanberupa lokalisir atau pembatasan di wilayah tersebut, dimana akses di kampung tersebut ke kampung lain ditutup.
“Jadi, hanya one gate system, di situ dijaga aparat Polri, TNI, dan masyarakat, sehingga akan terdata yang keluar masuk dan harus dipastikan dia dalam kondisi sehat,” tuturnya.
Pengawas dan warga, khususnya 17 warga reaktif tersebut yang melakukan isolasi mandiri tidak diperbolehkan beraktivitas di luar rumah sebelum kesehatannya membaik atau dinyatakan bebas Covid-19. Guna memenuhi kebutuhan warga, khususnya warga yang isolasi mandiri didirikan posko di kawasan tersebut oleh Polri, TNI, pemerintah daerah, dan warga.
Aparat gabungan dikerahka untuk membantu proses lockdown, memantau, dan mengawasi masyarakat untuk terus memberlakukan protokol kesehatan secara ketat. Diharapkan kampung tersebut bisa bebas dari penularan Covid-19.
“Sudah dibangun dapur umum untuk memenuhi kebutuhan dasar dari orang yang sedang di rawat tersebut, saat ini sedang berjalan. Dari hasil pemantauan 17 warga yang dicek ulang, sekarang sudah mulai membaik dan kemungkinan tinggal 12 orang atau empat rumah karena 5 orang menunggu hasil PCR, hasil swabnya non reaktif,” katanya.
(thm)