Sari Roti Lolos Uji Kandungan Pengawet, Parimbo Pastikan Keamanan Produk
NEWS

Kandungan Pengawet Sari Roti Nol Persen, Hasil Uji Parimbo Ungkap Fakta

MikulNews.com –  Sejumlah pengusaha di Kalimantan yang tergabung dalam Paguyuban Roti dan Mie Ayam Borneo (Parimbo) melakukan uji laboratorium terhadap berbagai merek roti untuk mengetahui kandungan pengawet di dalamnya. Salah satu merek yang diuji adalah Sari Roti.

Pengujian tersebut dilakukan setelah mereka mencurigai beberapa produk roti yang memiliki daya tahan sangat lama, hingga tiga bulan. Produk roti yang menjadi sorotan adalah Aoka dan Okko. Informasi ini disampaikan oleh Ketua Parimbo, Aftahuddin.

Aftahuddin menjelaskan bahwa ketahanan roti hingga berbulan-bulan dianggap tidak masuk akal, karena roti yang diproduksi oleh produsen di Banjarmasin dan sekitarnya hanya bisa bertahan maksimal sepekan. “Penampilannya masih bagus, tidak muncul bintik hitam tanda jamur,” ungkapnya kepada Tempo pada Jumat, 19 Juli 2024. Aftahuddin juga menunjukkan foto roti yang tetap dalam kondisi baik meskipun tanggal kedaluwarsanya sudah sembilan bulan yang lalu, yakni 8 Oktober 2023.

Pengujian dilakukan di laboratorium milik SGS Indonesia, bagian dari SGS Group, perusahaan multinasional yang menyediakan jasa verifikasi, pengujian, inspeksi, dan sertifikasi. Berdasarkan laporan Majalah Tempo berjudul “Bahan Pengawet Kosmetik dalam Sepotong Roti,” diketahui bahwa sampel roti Aoka mengandung sodium dehydroacetate dalam bentuk asam dehidroasetat sebesar 235 miligram per kilogram. Sementara itu, roti Okko mengandung senyawa yang sama sebanyak 345 miligram per kilogram.

Untuk membandingkan, Parimbo juga menguji dua merek roti lain, yakni Sari Roti dan My Roti. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa tidak ditemukan kandungan sodium dehydroacetate dalam bentuk apapun pada Sari Roti dan My Roti.

Sugiyono, Guru Besar bidang ilmu dan teknologi pangan IPB University, Bogor, Jawa Barat, menjelaskan bahwa sodium dehydroacetate merupakan salah satu zat aditif yang digunakan sebagai pengawet. “Senyawa kimia ini mampu menghambat pertumbuhan mikroba sehingga dapat mengawetkan produk,” jelasnya pada Kamis, 18 Juli 2024.

Baca juga: Selebgram Jennifer Coppen Berduka, Suaminya Yitta Dali Wassink Meninggal Dunia

Sugiyono menambahkan bahwa sodium dehydroacetate memiliki efek pengawetan yang lebih kuat dibandingkan bahan lain yang sudah diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). “Namun, beberapa negara membatasi penggunaannya pada makanan,” tambahnya.

Menanggapi temuan ini, Aftahuddin mengatakan bahwa Parimbo akan terus memantau dan mengawasi produk-produk roti yang beredar di pasaran. “Kami berharap temuan ini bisa menjadi perhatian bagi pihak berwenang untuk memastikan keamanan pangan bagi konsumen,” ujarnya.

Selain itu, Aftahuddin juga menyarankan agar produsen roti lebih transparan dalam menginformasikan bahan-bahan yang digunakan dalam produknya. “Transparansi adalah kunci untuk membangun kepercayaan konsumen,” katanya.

Temuan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan konsumen mengenai keamanan produk roti yang mereka konsumsi sehari-hari. Konsumen diharapkan lebih berhati-hati dan kritis terhadap produk yang mereka beli.

Sementara itu, pakar kesehatan pangan, Dr. Ratna Puspita dari Universitas Indonesia, menyarankan agar konsumen lebih memperhatikan label pada kemasan roti. “Perhatikan kandungan bahan pengawet dan pilih produk yang menggunakan bahan alami sebisa mungkin,” ungkapnya.

Dr. Ratna juga menekankan pentingnya regulasi yang lebih ketat dari pihak berwenang. “Pengawasan yang lebih ketat diperlukan untuk memastikan bahwa produk yang beredar di pasaran aman untuk dikonsumsi,” tegasnya.

Ke depannya, Parimbo berharap hasil temuan ini dapat mendorong peningkatan kualitas produk roti di Indonesia. “Kami ingin melihat industri roti yang lebih bersih dan sehat, dengan produk yang aman dan berkualitas tinggi,” tutur Aftahuddin.

Parimbo juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kualitas makanan yang mereka konsumsi. “Kesadaran akan pentingnya makanan sehat harus ditingkatkan, agar kita semua bisa hidup lebih sehat,” katanya mengakhiri.

Dengan demikian, temuan ini tidak hanya menjadi perhatian bagi produsen roti, tetapi juga bagi konsumen dan pihak berwenang untuk bersama-sama menjaga keamanan pangan di Indonesia.

Sumber: Tempo.

Author

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.