MikulNews.com – Serangan yang menargetkan kedutaan Iran di Damaskus, Suriah, yang dilakukan oleh Israel pada Senin lalu, telah menimbulkan reaksi keras dari beberapa negara Arab dan internasional. Serangan ini menyebabkan tujuh penasihat Korps Garda Revolusi Iran, termasuk komandan Pasukan Quds di Lebanon dan Suriah, Jenderal Mohammad Reza Zahedi, tewas. Kementerian Luar Negeri Rusia mengutuk tindakan agresif Israel ini, menyatakan bahwa tindakan tersebut “sama sekali tidak dapat diterima dan harus dihentikan.”
Dalam sebuah pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri Rusia menekankan pentingnya menghentikan praktik tindakan kekerasan provokatif di wilayah Suriah dan negara tetangga lainnya, yang berpotensi menimbulkan konsekuensi yang sangat berbahaya bagi kawasan tersebut.
Reaksi serupa juga datang dari Hizbullah, kelompok perlawanan Lebanon, yang menyatakan bahwa serangan ini menunjukkan ketidakbijaksanaan Israel yang berpikir membunuh para pemimpin dapat menghentikan perlawanan rakyat. Mereka menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak akan luput dari hukuman dan balasan.
Kementerian Luar Negeri Yaman di pemerintahan Sanaa turut mengutuk agresi Israel ini, menyebutnya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap norma dan hukum internasional, serta agresi terhadap kedaulatan dua negara sahabat. Mereka menambahkan bahwa serangan tersebut merupakan bagian dari upaya balas dendam Amerika-Israel atas dukungan Iran dan Suriah terhadap perjuangan Palestina yang adil. Sanaa menyatakan solidaritasnya terhadap Iran dan Suriah serta mendukung hak mereka untuk membela diri.
Ali al-Qahoum, anggota Biro Politik Ansar Allah di Yaman, juga ikut mengecam serangan tersebut, menyebutnya sebagai tindakan kriminal dan berbahaya yang menunjukkan keteguhan Israel dalam melakukan kejahatan serta melanggar kedaulatan Suriah. Sementara itu, Mohammad Abdul Salam, ketua delegasi perundingan Sana’a, menyatakan bahwa serangan ini merupakan upaya putus asa Israel untuk mencitrakan kemenangan.
Reaksi keras terhadap serangan Israel ini menjadi bukti dari kecaman internasional terhadap tindakan agresif yang menimbulkan ketegangan di kawasan tersebut. Meskipun demikian, upaya diplomasi dan penyelesaian damai masih diperlukan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut yang dapat membahayakan stabilitas regional.
Baca juga: Jakarta Jadi DKJ, Jokowi Siap Laksanakan Upacara Kemerdekaan di IKN!
Sumber: Tempo.