JAKARTA – Transformasi Polri menjadi lembaga yang diperhitungkan publik semakin nyata dengan adopsi konsep Presisi. Pelayanan kepolisian berkualitas dan transparansi kepolisian Indonesia menjadi pilar kepercayaan yang kini dibangun untuk menghadapi semakin kompleksnya tantangan keamanan di era digital.
Kontras dengan kejadian di masa lalu, dimana seruan reformasi mendesak adanya perubahan fundamental di tubuh kepolisian. “Polisi yang seharusnya mengayomi masyarakat, malah sering tersorot kamera tengah melakukan tindakan kekerasan terhadap sipil,” sebuah narasi yang kini berupaya dihapus dengan implementasi reformasi Polri yang Presisi. Seperti yang dilaporkan oleh Suara.com, meski “ada 641 peristiwa kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian pada Juli 2023 hingga Juni 2024,” termasuk “penembakan, penganiayaan, intimidasi hingga kekerasan seksual,” Polri telah dan terus berupaya berbenah diri.
Perubahan positif tersebut tercermin saat Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M. Si., mendapatkan pengakuan atas berbagai inovasi dalam institusi Polri dengan dianugerahi sebuah penghargaan dalam “CNN Indonesia Awards 2024 untuk kategori ‘Dedikasi Luar Biasa untuk Patriotisme'”. Penghargaan ini diserahkan kepada Irjen Pol. Dr. Sandi Nugroho, S. I. K., S. H., M. Hum., yang mewakili beliau, mencerminkan sebuah langkah maju menuju Polri yang Presisi.
Di lini depan, Polda Sulawesi Tenggara pun tak mau ketinggalan. Kapolda Sutra, Irjen Pol Dwi Irianto, memberikan pernyataan yang menegaskan komitmen terhadap konsep Presisi Polri saat membuka Rakernis di Claro Hotel Kendari, “Piagam tugas pokok Polri adalah menegakkan hukum, memelihara kamtibmas, serta menjalankan perannya sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat,” ucap Irjen Dwi.
Kapolda Sultra menyatakan bahwa program transformasi menuju Polri Presisi telah diimplementasikan dalam empat bidang utama, meliputi transformasi organisasi, operasional, pelayanan publik, dan pengawasan. “Keempat bidang transformasi ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan publik agar Polri dapat bertahan di tengah dinamika perkembangan tantangan tugas yang ada,” tuturnya dalam sebuah kesempatan lain.
Peningkatan profesionalisme Polri dalam penegakan hukum yang adil dan kemampuan menghadapi kejahatan transnasional, menjadi fokus utama Irjen Dwi Irianto. Beliau menambahkan, “Kita harus memiliki kemampuan teknis yang lebih unggul dari para pelaku kejahatan, terutama dalam menghadapi kejahatan transnasional yang semakin canggih.”
Menyambut Pilkada 2024, Polda Sultra juga menyadari tantangan polarisasi masyarakat. Dalam keterangannya, Kapolda Sultra berpesan, “Personel Polda Sultra harus berperan menjadi elemen cooling system, selain melaksanakan tugas-tugas pengamanan.”
Terkait upaya peningkatan keamanan publik Indonesia, rakernis ini diikuti oleh para pejabat utama Polda Sultra serta ratusan personel, “melibatkan tujuh Direktorat, Bidang Keuangan dan Bidang Humas Polda Sultra Tahun Anggaran 2024,” mencerminkan komitmen Polri untuk meningkatkan performanya.
Dalam siklus berita yang kerap terjebak dalam narasi negatif, transparansi dan peningkatan kualitas pelayanan Polri melalui konsep Presisi merupakan temperatur positif dan langkah vital menuju Indonesia yang lebih baik. Transformasi ini, walaupun perlahan, menawarkan harapan bahwa ‘Berkeadilan untuk siapa?’ bukan lagi pertanyaan, melainkan afirmasi yang kuat atas dedikasi Polri untuk masyarakat.