Partisipasi Masyarakat Dalam Pencegahan KARHUTLA Melalui Pelatihan & Pembangunan Demplot PLTB
Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, bekerjasama dengan International Tropical Timber Organization (ITTO) dan Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Praktik dan Pembangunan Demplot Penyiapan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) bagi masyarakatpada tanggal 13-17 Desember 2021.
Pelatihan dan pembangunan demplot PLTB kali ini mengambil lokus di Desa Lubuk Lancang, Kabupaten Banyuasin dan Desa Wonorejo, Kabupaten Musi Banyuasin Selatan. Dalam pelaksanaan keseluruhan kegiatannya pada tingkat tapak selalu dikoordinasikan dengan Koordinator Daops Provinsi Sumatera Selatan serta Daops MA Sumatera XIV/Banyuasin dan Sumatera XV/Musi Banyuasin, serta Pemerintah Desa setempat.
Penyelenggaraan kegiatan pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan alternatif penyiapan/pengolahan lahan bagi masyarakat, serta sebagai bentuk edukasi bagi masyarakat untuk turut serta melakukan pencegahan karhutla. Kegiatan ini mencakup dua hal, pelatihan praktik PLTB dan pembangunan demplot PLTB, dengan total jumlah peserta pelatihan sebanyak 60 orang, yang berasal dari unsur Masyarakat Peduli Api (MPA)/masyarakat lokal, tokoh masyarakat, Manggala Agni, Babinsa, Babhinkamtibmas, dan pemerintah desa.
Kegiatan ini juga melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) meliputi BPBD, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian, Dinas Koperasi/UMKM, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Perkebunan; Pemerintah Kecamatan-Desa, termasuk dari Kepolisian dan TNI. Selain melibatkan instansi pemerintahan setempat, kegiatan pelatihan juga mengundang mitra perusahaan/swasta untuk turut terlibat dalam program pemberdayaan masyarakat dan pencegahan karhutla. Pelibatan para pihak tersebut dimaksudkan untuk mendorong partisipasi dan kontribusinya dalam rangka keberlanjutan pelaksanaan kegiatan pembangunan demplot PLTB untuk mendukung pencegahan karhutla.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, yang diwakili oleh Suryadijana dalam sambutannya menyampaikan perubahan paradigma pemerintah dalam pengendalian karhutla, belajar dari kejadian karhutla pada 2015. Perubahan paradigma tersebut tidak lagi menitikberatkan pada upaya penanggulangan/pemadaman karhutla, namun lebih mengedepankan pencegahan karhutla, serta pelibatan semua pihak dalam pengendalian karhutla, termasuk masyarakat lokal.
Surya juga menambahkan bahwa hampir 99% penyebab karhutla di Indonesia berkaitan dengan aktivitas manusia (antropogenik). Salah satu bentuknya, antara lain berupa praktik penyiapan/pengolahan lahan dengan melakukan pembakaran. Sejalan dengan arahan Presiden terkait mengedepankan aspek pencegahan, adanya suatu alternatif penyiapan lahan tanpa bakar yang ramah lingkungan menjadi suatu keniscayaan. Surya juga tak lupa menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada kepala desa yang turut memfasilitasi dan mendorong masyarakat dalam penyelenggaraan pelatihan praktik dan pembangunan demplot PLTB bagi masyarakat serta atensi stakeholder lainnya.
”Sejalan dengan arahan Presiden untuk selalu mengedepankan aspek pencegahan, pemerintah tidak hanya memberikan larangan membakar, namun juga berupaya menawarkan suatu alternatif PLTB yang ramah lingkungan. Pelaksanaan kegiatan pelatihan praktik dan pembangunan demplot PLTB tersebut hendaknya dapat dilakukan secara sungguh-sungguh dan komitmen tinggi, melibatkan sinergi dan kolaborasi para pihak, serta perlu dilakukan pendampingan secara kontinyu, sehingga bisa memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan. Terlebih lagi bisa sebagai kegiatan percontohan yang ke depannya bisa direplikasi di tempat lain”, imbuh Surya.
Mewakili Kepala Balai PPIKHL Wilayah Sumatera, Didik Suprijono, juga menyampaikan apresiasi dan keterlibatan para pihak dalam penyelenggaraan pelatihan praktik PLTB bagi masyarakat dan pembangunan demplot PLTB. Hal ini juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk selalu mengedepankan pencegahan karhutla dan meningkatkan sinergi dengan semua pihak terkait dalam upaya pengendalian kebakaran.
”Pelaksanaan kegiatan PLTB ini merupakan salah satu upaya pencegahan karhutla, dimulai dari yang hal yang kecil dan diharapkan dapat direplikasi di tempat lain, sehingga mampu menimalisir kejadian karhutla dan pada akhirnya bisa mewujudkan langit biru bebas kebakaran dan asap di Kab. Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, dan seluruh Indonesia dengan kerjasama semua pihak’’, tandas Didik.
Sementara itu Kepala Desa Lubuk Lancang, Rusdi Thamrin, menyampaikan apresiasi dan dukungan terhadap terpilihnya Desa Lubuk Lancang sebagai lokasi pelatihan dan pembangunan demplot PLTB, serta kerjasama para pihak dalam kegiatan ini. Permasalahan penyiapan lahan dengan membakar sudah biasa dilakukan masyarakat setempat dengan pertimbangan biaya murah, cepat dan menyuburkan tanah.
”Melalui kegiatan PLTB ini diharapkan dapat memberikan alternatif solusi bagi masyarakat dalam penyiapan lahannya, terkait dengan adanya larangan membakar. Kegiatan pelatihan praktik PLTB dan pembangunan demplot PLTB diharapkan bisa terus berlanjut dan kegiatan sejenis bisa dibangun di tempat lain, tidak hanya di Desa Lubuk Lancang”, imbuh Rusdi.
Kepala Pelaksana BPBD Kab. Banyuasin, Alpian, mengawali sambutannya dengan menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pembangunan demplot PLTB. Adanya larangan membakar dalam penyiapan lahan, harus dilengkapi dengan alternatif solusi bagi masyarakat, dan kegiatan ini bisa menjadi salah satu alternatif tersebut.
“Pelatihan dan pembangunan demplot PLTB harus berkelanjutan, dengan cara-cara yang ramah lingkungan. Kerjasama dan kolaborasi para pihak, baik BPBD, Manggala Agni, OPD Kab. Banyuasin terkait, termasuk pihak swasta, harus senantiasa ditingkatkan dalam upaya-upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan, seperti halnya dalam pelaksanaan kegiatan ini’’, pesan Alpian.
Sementara itu Koordinator Kegiatan ITTO Fire Project PP-A/56-340-1, Irfan Malik dalam sambutannya menyampaikan bahwa dampak kebakaran hutan dan lahan, baik secara langsung dan tidak langsung, juga sangat mengancam keberadaan dan keberlangsungan sumber daya hutan tropis. Dan melalui Kegiatan Kerjasama KLHK-ITTO PP-A/56-340-1 “Capacity Building on Forest and Land Fire Management in Indonesia” menunjukan komitmen ITTO turut serta dalam upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan, khususnya di daerah tropis dan Indonesia.
Lebih lanjut Irfan menerangkan bahwa Kegiatan Kerjasama ITTO bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tehnik dan manajemen para pihak (Masyarakat, Manggala Agni, dan Instansi Pemerintah) dalam mendukung upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Khusus untuk kegiatan pelatihan praktik dan pembangunan demplot PLTB ini, para peserta akan diberikan pengetahuan dan keterampilan praktik PLTB, mencakup teknologi arang terpadu (asap cair, arang dan kompos) serta praktik aplikasi di lahan, termasuk monitoring dan evaluasinya. Dalam penyampaian substansi kegiatannya melibatkan Tim Ahli Peneliti dari Badan Standardisasi dan Instrumen KLHK.
Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan penyerahan bantuan peralatan kepada kelompok Masyarakat Peduli Api yang diterima oleh Kepala Desa Lubuk Lancang, berupa alat pembuatan asap cair dan arang, pompa air, alat semprot (sprayer), serta set peralatan pertanian untuk mendukung implementasi penyiapan lahan tanpa bakar.
Dalam keseluruhan pelaksanaan kegiatan selalu dikoordinasikan dengan Satuan Tugas pencegahan Covid-19 dan mengedepankan protokol 5M, terutama memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, serta pengecekan suhu dan tes swab antigen.