JAKARTA, Mikulnews — Perjalanan untuk pulih setelah perpisahan cinta seringkali menjadi tantangan, namun berbagai strategi dapat membantu individu menavigasi masa sulit ini menuju kehidupan yang baru.
Mengakui dan merangkul kesedihan yang timbul dari sebuah perpisahan merupakan langkah krusial dalam memulai proses penyembuhan emosional. Anagha Bhave, seorang terapis dan psikolog konseling, menekankan, “mengakui duka yang dialami merupakan tahap pertama dan terpenting untuk memulai perjalanan move on setelah patah hati.” Meskipun penerimaan ini mungkin sulit, ia menjadi fondasi penting untuk memulai proses pemulihan yang sehat.
Proses pemulihan pasca-putus cinta tidak mengenal batas waktu; memberi ruang bagi diri sendiri untuk merasakan emosi adalah inti dari penyembuhan. Alih-alih terburu-buru mencari pengganti atau upaya melupakan mantan dengan cepat, izinkan diri untuk merasakan kesedihan dan kekecewaan tanpa menekan perasaan negatif tersebut.
Sebagaimana dilaporkan oleh Intim.my, “Move on memerlukan masa, usaha dan sokongan. Kemanisannya adalah rasa kebebasan, kekuatan dalaman yang diperbaharui, dan keupayaan untuk membentuk hubungan yang lebih sihat pada masa hadapan.” Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa pemulihan membutuhkan waktu, upaya yang tulus, dan dukungan eksternal untuk meraih kebebasan serta kekuatan pribadi.
Pengembangan diri menjadi salah satu pilar utama dalam proses bangkit setelah perpisahan. Melibatkan diri dalam aktivitas yang disukai, seperti berolahraga, membaca, atau menghabiskan waktu berkualitas bersama orang terdekat, dapat membantu mengalihkan fokus dan meningkatkan suasana hati.
Menjaga jarak fisik dan digital dari mantan menjadi elemen penting untuk melindungi proses penyembuhan dan mencegah terjebak dalam nostalgia. Menghentikan aktivitas memantau media sosial mantan dan menghindari interaksi langsung akan sangat membantu dalam memfokuskan energi pada diri sendiri dan pertumbuhan pribadi.
Bagi sebagian orang, tantangan dalam melepaskan masa lalu bisa sangat besar, dan mencari bantuan profesional menjadi langkah bijak. Psikolog atau psikiater dapat memberikan panduan serta dukungan yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi emosi negatif dan menavigasi jalan menuju pemulihan yang lebih kokoh.
Langkah penting lainnya dalam perjalanan pemulihan adalah memaafkan, baik mantan pasangan maupun diri sendiri. Memaafkan bukan berarti melupakan atau membenarkan perlakuan yang menyakitkan, melainkan melepaskan beban kemarahan dan kepahitan yang tertahan. Tindakan memaafkan membebaskan individu dari belenggu emosional, memungkinkan mereka untuk melanjutkan hidup dengan perasaan lebih ringan dan damai.
Dengan mengintegrasikan berbagai strategi ini, individu dapat secara aktif memulai perjalanan menuju pemulihan, membuka pintu bagi kebahagiaan baru, dan menemukan kembali keseimbangan hidup setelah perpisahan. Masa lalu dapat menjadi pelajaran berharga, bukan hambatan, dalam meraih masa depan yang lebih cerah dan penuh kemungkinan.













