jaga negeri

Lomba Mural Kritik Polri Digelar di Mabes Polri, Disaksikan Kapolri

Jakarta — Sebanyak 10 kelompok pelukis akan menggambar mural bertemakan kritik di hadapan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta pada Sabtu (30/10).

Mereka adalah peserta terpilih yang telah mengusulkan konsep gambar mural tersebut dan dikurasi oleh tim panitia dalam lomba bertajuk ‘Bhayangkara Mural Festival 2021 – Piala Kapolri’.

“Kan, memang peserta awal itu kita kan totalnya 70 peserta. Lalu kami open lagi untuk karya mural yang kritik untuk 10 slot,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Ahmad Ramadhan saat dihubungi, Jumat (29/10).

“Mulai gambarnya hari ini mas, sudah mulai dibikin sketsa. Besok itu tinggal finishing dan seremonial sama pak Kapolri dan pengumuman pemenang,” tambahnya.

Lomba ini memperebutkan total hadiah senilai Rp90juta. Total hadiah itu akan terbagi Rp30 juta untuk juara 1, Rp15 juta bagi juara 2, Rp10 juta bagi juara 3, serta masing-masing Rp5 juta untuk tujuh peserta favorit.

Polri mengklaim bahwa festival mural tersebut dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan ekspresinya dan mengeluarkan kritik-kritik.

Lomba tersebut akan mengusung tema ‘Peran Generasi Muda untuk Berkreasi dalam Menyampaikan Informasi yang Positif di Masa Pandemi Covid-19’. Diharapkan, lomba tersebut dapat mengobarkan semangat kemerdekaan, nasionalisme dan optimisme di tengah pandemi.

“Menjadi wadah kebebasan berekspresi dan untuk menyalurkan ide melalui karya seni, serta aspirasi dari masyarakat dalam menghadapi permasalahan masyarakat dalam berbagai sektor,” kata Kadiv Humas Polri, Irjen Argo Yuwono kepada wartawan, Selasa (19/10).

Sebelum lomba ini, kepolisian sempat menuai kritik karena dianggap represif merespons kemunculan mural-mural bertema kritik terhadap pemerintah.

Kejadian bermula saat mural Jokowi 404: Not Found di Tangerang viral di media sosial. Tak lama kemudian, aparat keamanan menghapus mural tersebut. Bahkan, kepolisian sampai mengusut pembuat mural tersebut.

Setelah mural tersebut viral, sejumlah mural di berbagai daerah ikut disorot publik. Semakin banyak seniman yang menyampaikan kritik terhadap pemerintah lewat seni di dinding.

Listyo mengatakan bahwa salah satu tujuan ajang lomba mural ini untuk memberikan ruang kebebasan berekspresi bagi masyarakat. Karenanya, ia membebaskan peserta lomba mural mengungkapkan semua bentuk pandangan dan ekspresi mereka.

Menurut Listyo, korps Bhayangkara tidak antikritik dan akan menampung semua masukan masyarakat.

Sumber : CNN Indonesia

Author

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.